Jumat, 30 Desember 2011

Makalah Islami


RIWAYAT
NABI MUHAMMAD SAW


KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW


Disaat ummat Islam dalam keadaan kegelapan dan telah kehilangan pegangan hidupnya, lahirlah seorang anak laki-laki dari satu keluarga yang amat sederhana di kota Makkah, bayi itu kemudian diberinama Muhammad oleh kakeknya. Nabi Muhammad dilahirkan dari seorang ibu bernama Aminah dan ayahnya bernama Abdullah yang meninggal sebelum Nabi Muhammad dilahirkan. Kelahiran bayi itu disambut baik dan penuh dengan gembira oleh ibunya dan kakeknya Abtul Muthalib  yang saat itu sebagai kepala Bani Hasyim.

Diceritakan bahwa Nabi Muhammad  SAW dilahirkan pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal Tahun Gajah yang bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi. Kelahiran nabi Muhammad Saw ini dinamakan Tahun Gajah, karena pada saat dia dilahirkan kota Makkah sebagai tempat kelahirannya ketika itu akan diserang oleh sekelompok pasukan tentara Nashrani yang di bawah pimpinan Abrahah seorang kepala Gubernur Abbessinia yang memerintah di Yaman atau daerah Arab Selatan akan menghancurkan Ka’bah dengan menggunakan sepasukan gajah. Maksud Abrahah menhancurkan Ka’bah ini tidak lain adalah agar orang-orang Islam untuk tidak beribadah ke Ka’bah atau ke kota Mekkah sehingga beralih ke Yaman yang telah disediakan tempat ibadahnya oleh Abrahah yaitu sebuah Gereja atau arti yang lebih jauhnya agar Umat Islam beralih menjadi penganut agama Nashrani ikut bersamanya.

Dengan kedatangan pasukan Abrahah ini, penduduk kota Makkah menjadi kalut dan ketakutan sehingga banyak para penduduk kota itu yang mengungsi ke lereng-lereng bukit yang ada di sekeliling kota makkah, menghindar dari amukan pasukan. Namun berkat Iman yang kuat, hanyalah Abdulah Muthalib yang tinggal bertahan di kota itu. Disaat yang genting itu, Abdul Muthalin pergi menghampiri Ka’bah sambil bersandar dipunti Ka’bah dan berdo’a kepada Allah SWT
Ya Allah ! Pertahankanlah rumah Mu inijanganlah mereka Abrahah dapat menghancurkan Ka’bah ini”.

Kemudian ketika Abdulah Muthalib hendak pergi mengungsi dilihatnya untanya sudah di luar tapal batas Makkah. Karena memang unta tersebut telah di bawa pasukan tentara Abrahah. Dengan perasaan yang teguh dan tidaklah rasa takut sedikitpun Abdulah Muthalib datang menghampiri lasykar Abrahah, sehingga Abrahah sendiri merasa tercengang melihat keberanian Abdul Muthalib itu. Tat kala Abdul Muthalib sampai dihadapan Abrahah ia berkata agar untanya dapat dikembalikan kepadanya. Akan tetapi Abrahah mencomoohkan permintaan Abdul Muthalib dengan perkataannya : “Mengapa engkau sampai begitu sedih memikirkan untamu itu ? dan tidaklah engkau tahu bahwa sebentar lagi Ka’bah akan kami runtuhkan ?”.

Dengan lancing Abdul Muthalib menjawab : “Sayalah Tuan yang harus menjaga unta ini, sedangkan mengenai Ka’bah yang tuan akan hancurkan itu kami tidak khawatir sedikitpun sebab bukanlah kami yang menjaganya melainkan Allah sendiri yang mempunyainya”.

1.         Namun sebelum lagi niat Abrahah itu tercapai, mereka berama pasukannya tlah dihancurkan oleh Allah subhanaahu wata’ala dengan mengirimkan pasukan burung ababil. Dengan demikian hancurlah pasukan Abrahah itu dan Ka’bah pun selamat dari niat kedurjanaan orang kafir itu. Demikianlah sebab kelahiran Nabi Muhammad SAW. Disebut Tahun Gajah. Dan dialah orang yang akan mendobrak peradaban zaman Jahiliyah serta membawa ummatnya kedalam yang Agamis.

KEHIDUPAN NABI MUHAMMAD SAW

Tat kala Nabi Muhammad SAW, lahir, ia tidak lagi mengenal ayahnya, karena ketika itu ia baru berusia dua bulan di dalam kandungan ibunya. Ayahnya Abdullah meninggalkannya (wafat). Oleh karena itulah sejak kecil Nabi Muhammad telah menjadi anak yatim dan ia diasuh atau dipelihara oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib. Juga sudah menjadi kebiasaan bangsawan Arab saat itu, ibunya mengirimkannya untuk disusukan kepada seorang perempuan yang baik dari Bani Sa’ad. Di perkampungan Bani Sa’ad inilah beliau dibesarkan hingga berusia lima tahun. Betapa besar kasih saying Halimah Sa’diyah kepada Nabi Muhammad Saw. Oleh karena itu ia merasa berkeberatan untuk mengembalikan beliau. Namun akhirnya dengan perasaan berat hati terpaksa Halimah harus menyerahkan Nabi Muhammad kepada ibu dan kakeknya.

Ketika Nabi Muhammad SAW berusia enam tahun, dia dibawa oleh ibunya bersama dengan Ummu Aiman, sahaya yang ditinggalkan ayahnya ke Medinah untuk dikenalkan kepada keluarga neneknya Bani Najr juga untuk berjiarah kemakan ayahnya disamping itu diperkenalkan atau diperlihatkan pula tempat ayahnya dirawat tatkala sedang sakit sampai meninggal.

Perjalanan mereka ke Medinah kira-kira memakan waktu selama satu bulan, baru setelah itu mereka kembali pulang ke Makkah. Akan tetapi ktika sampai ditengah perjalanan dan suatu tempat yang bernama Abwa sebuah desa yang terletak antara Medinah dan Juhfa, tiba-tiba Aminah jatuh pingan dan sakit sampai ia meninggal dan di makamkannya pun ditempat itu juga.

Dapatlah kita bayangkan betapa sedih dan harunya perasaan Nabi Muhammas saat itu atas kemalangan yang menimpa dirinya dengan kematian ibunya. Karena baru saja beberapa hari saja ia mendengarkan keluhan dan kesedihan atas kematian ayahnya, sekarang ibunya meninggal pula dihadapan matanya sendiri. Sekarang tinggallah dia sebatang kara, menjadi seorang anak yatim piatu.

Setelah selesai pemakaman ibunya, kemudian dia kembali bersama Ummu Aiman dan kakeknya Abdul Muthalib. Tatkala sampai di makkah, Nabi Muhammad SAW diasuh dan didik oleh Abdul Muthalib dengan penuh kasih saying. Namun dua tahun setelah kematian ibunya, Abdul Muthalib pun meninggal dunia.

Dengan meninggalnya Abdul Muthalib ini merupakan kemalangan yang amat besar terhadap diri Nabi Muhammad SAW tetapi juga bagi seluruh bangsa Makkah, karena telah kehilangan seorang pemimpin dan pembesar yang cerdas, bijaksana dan berani. Akan tetapi sebelum Abdul Muthalib meninggal, ia sempat berwasiat bahwa Muhammad harus diasuh pamanya Abu Thalib, kepala Puak baru dari Bani Hasyim. Abu Thalib dengan kesungguhan hati merawat dan mendidik Nabi Muhammad, kasih sayangnya dicurahkan sepenuhnya terhadap Nabi Muhammad sama halnya seperti apa yang diberikan kepada anak-anaknya sendiri.

NABI MUHAMMAD ANAK YANG BERBAKAT

Tatkala usia Nabi Muhammad SAW mencapai sepuluh tahun, ia selalu diajak oleh pamannya untuk berdagang yaitu ke Syria. Diriwayatkan ketika serombongan kafilah pedagang Arab dengan unta-untanya syarat  dengan muatan menuju kea rah Selatan Makkah. Mereka menjual dan menukarkan barang-barang tersebut dipasar-pasar Syria. Kemudian dalam keadaan sarat dengan barang-barang dagangan, mereka berangkat pulang kembali.

Ketika sampai dekat kota Boastra, mereka melewati tempat tinggal seorang pertapa Kristen yang bernama Rahib Bahira. Kebanyakan anggota kafilah itu sudah sering melewati tempat itu, tapi Rahib itu tidak menghiraukan mereka. Namun ini mengundang makan rombongan kafilah tersebut. Rombongan itu kemudian memenuhi undangan tersebut sambil meninggalkan seorang anggota rombongannya yang termuda untuk menjaga unta dan muatannya. Akan tetapi Rahib itu kurang berkenan. Ia mengharapkan semua anggota rombongan itu ikut makan bersama. Setelah semua itu selesai, rahib itu mempunyai/mendapat firasat ada seseorang yang penting diantara anggota rombongan itu. Ia pernah menyaksikan segumpal awan dan sebatang pohon yang melindungi diri orang itu dari terik matahari. Juga rahib itu ingin mengetahui apakah orang itu mempunyai tanda yang nantinya akan menjadi seorang nabi yag besar.

Atas desakan rahib itu, orang-orang Arab tersebut mau membawa anaknya yang ditinggalkan bersama unta untuk mengikuti perjamuan itu. Kemudian rahib itu bertanya kepada paman yang membawanya itu lalu berbicara langsung dengan anak itu sendiri. Ia memeriksa punggung anak itu dan melihat suatatu tanda diantara kedua bahunya yang ia akui sebagai ciri dari kenabian.

MUHAMMAD NIKAH DENGAN SITI KHADIJAH

Usia Muhammad semakin bertambah dan meningkat dewasa. Tatkala beliau menginjak usia 15 Tahun, ia telah mulai berusaha sendiri untuk memenuhi hajat hidupnya. Berkat asuhan pamannya Abu Thalib sehingga beliau dapat berusaha sendiri yaitu dengan membawa barang dagangan dari Makkah ke Syria. Berkat ketekunan serta kejujurannya, ia selalu beroleh hasil yang memuaskan. Akhirnya dengan sifat kejujurannya dan keberhasilannya itu, Muhammad mendapat tawaran dan kepercayaan dari seorang janda kaya juga seorang pedagang besar yang bernama Siti Khadijah, maka tawaran itu diterima oleh Muhammad.

Dengan melihat keberhasilan serta kejujuran Muhammad, sehingga Siti Khadijah pun merasa tertarik hatinya. Maka pada suatu saat Muhammad sudah pulang dari perjalanannya, datanglah lamaran dari pihak Siti Khadijah kepada Abu Thalib menyampaikan kehendak Siti Khadijah yaitu ingin menikah dengan Muhammad. Abu Thalib pun tidak merasa keberatan dan menerima lamaran itu. Pada waktu itu Muhammad berusia kurang dari 25 tahun sedangkan Siti Khadijah berusia kurang lebih 40 tahun. 

Perkawinan ini sangatlah mempunyai arti yang sangat berharga sekali bagi kehidupan Muhammad, terutama sekali untuk menyalurkan bakatnya yaitu dalam dunia perdagangan. Disamping itu pula perkawinan ini seakan-akan merupakan penawar bagi Muhammad, kehidupan menjadi tenang dan tentram. Kepada Siti Khadija lah Muhammad menumpahkan perasaannya pada saat-saat gundah juga ketika ia merasa ragu terhadap tugasnya sebagai seorang utusan Allah. Muhammad telah mendapatkan cinta kasih yang tulus dari seorang istri yang senantiasa selalu siap sedia baik suka maupun duka.


NABI MUHAMMAD DIANGKAT MENJADI RASUL

Sejak lahir hingga dewasa Nabi Muhammad tidaklah pernah terbawa arus oleh kehidupan orang-orang Makkah lainnya seperti berjudi, menyembah berhala dan perbuatan lain yang dapat menimbulkan dosa. Akan tetapi semua perbuatan orang-orang Makkah itu menjadi bahan pemikiran Nabi Muhammad, yaitu ingin merombak kehidupan Makkah yang saat itu selalu bergelimang dengan dosa dengan ajaran agama Allah.

Keprihatinan Nabi Muhammad terhadap kesukaran-kesukaran di Makkah pada saat itu menyebabkan beliau mencari keheningan, bertahannus untuk mendapatkan pemusatan jiwa yang sempurna. Dilereng sebuah bukit, batu yang gersang terdapat sebuah gua tempat ia kadang-kadang menyendiri dan bertafakkur. Di gua Hira yang terdapat sebuah bukit yang bernama Jabal Nur atau Bukit Cahaya yang terletak kira-kira dua atau tiga mil sebelah utara kota Makkah. Selama inilah ia mulai memperoleh pengalaman-pengalaman yang tak pernah dialami dalam hidupnya.

Diceritakan, pada malam tanggal 17 Ramadhan tatkala Nabi Muhammad sedang bertahannus di gua Hira, tiba-tiba datanglah malaikat Jibril membawa wahyu Allah untuk disampaikan kepada Nabi Muhammad. Saat itu Nabi Muhammad merasa kaget atas kedatangan malaikat Jibril itu. Kemudian disuruh membaca ayat yang di bawa oleh malaikat Jibril itu. Akan tetapi dengan tercengang Nabi Muhammad menjawab : Aku tidak dapat membaca. Demikianlah seterusnya malaikat Jibril memerintahkan kepada Nabi Muhammad sehingga 3 kali. Akhirnya Nabi Muhammad menirukan ucapan-ucapan malaikat Jibril.

Setelah mendapat atau menerima kejadian itu kemudian nabi pulang dan membicarakannya kepada Siti Khadijah tentang apa yang dialaminya itu dalam keadaan masih diliputi oleh rasa ketakutan dan tubuhnyapun gemetar, sehingga beliau minta Siti Khadijah untuk diselimuti. Siti Khadijah setelah mendengar perkataan, maka berkata : “Wahai suamiku, gembirakanlah hatimu, sesungguhnya Allah tidak akan mengecewakan engkau. Bukankah engkau yang selalu berkata benar dan selalu menghubungkan silaturahmi. Juga engkaulan yang senantiasa memberikan pertolongan terhadap anak yatim serta memuliakan tamu”.

Demikianlah Siti Khadijah menentramkan hati suaminya. Dan karena saking payahnya akibat peristiwa itu serta menerima ucapan jawaban dari Siti Khadijah itu, maka tidaklah terasa-rasa ngantuk pun tiba sehingga Nabi pun tertidur pulas. Tatkala Nabi Muhammad sedang tidur, kemudian Siti Khadijah pergi kerumah saudara sepupunya yaitu Waraqah bin Naufal menceritakan kejadian yang menimpa suaminya itu.

Setelah Waraqah mendengar cerita dari Khadijah itu, kemudian ia berkata : “Kudus, kudus demi Tuhan yang jiwa waraqah ditangan-Nya. Kalau engkau membenarkan aku, ya Khadijah, sesungguhnya telah datang kepada Muhammad petunjuk yang maha besar, seperti pernah datang kepada Nabi Musa Alaihi Salam. Sesungguhnya  ia akan menjadi nabi bagi umat kita ini dan katakanlah kepadanya, hendaklah ia tetap tenang”.

Dalam kitab Tarikh diriwayatkan, bahwa setelah Nabi Muhammad tampak segar kembali dan merasa tenang, maka Khadijah mengajak Nabi untuk segera pergi menemui Waraqah di rumahnya, dengan maksud untuk menanyakan lebih lanjut secara langsung kepadanya mengenai peristiwa yang baru saja terjadi pada diri nabi di gua Hira itu. Setelah Khadijah memperkenalkan nabi kemudian nabi menceritakan kejadian-kejadian yang baru saja dialaminya itu. Lalu, Waraqah berkata : “Kudus, kudus, hai Muhammad anak saudaraku, itu adalah rahasia yang paling besar yang pernah diturunkan Allah kepada Nabi Musa. Kalau sekiranya aku bisa menjadi muda dan kuat kembali – semoga aku masih hidup dan bisa melihat, sewaktu engkau diusir oleh kaummu”.

Sesudah nabi mendengar ucapan Waraqah seperti itu, kemudian bertanya : “Apakah kaumku akan mengusir aku ?”. Waraqah menjawab : “Ya, semua orang yang datang membawa seperti apa yang engkau bawa ini, mereka tetap memusuhi. Kalau saja aku masih sempat melihat engkau dimusuhi, aku akan menolong engkau dengan sekuat-kuat tenagaku”.
Atas segala keterangan Waraqah itu, nabi merasa telah mendapatkan keterangan yang jelas mengenai kejadian yang telah dialaminya itu. Khadijah memegang teguh ucapan Waraqah itu, dan sesunggunya kejadian itulah yang dinanti-nantikannya selama ini, ialah berita gembira mengenai pengangkatan suaminya menjadi Rasul oleh Allah.

RASULULLAH MENYIARKAN AGAMA ISLAM SECARA SEMBUNYI-SEMBUNYI DAN TERANG-TERANGAN

Berdasarkan pada riwayat sekitar dua setengah tahun setelah Rasulullah menerima wahyu yang pertama, barulah beliau menerima wahyu yang kedua kalinya, sewaktu Rasulullah menunggu-nunggu kedatangan wahyu itu kembali telah diliputi perasaan gelisah dan kuatir kalau-kalau wahyu itu putus, bahkan hamper saja beliau berputus asa, tetapi ditetapkanlah hatinya dan beliau terus bertahan seperti biasanya di gua Hira. Tidak berapa lama terdengarlah suara dari langit, beliau menengadah dan tampaklah malaikat Jibril, sehingga beliau menggigil ketakutan dan segeralah pulang ke rumah, dan meminta kepada istrinya Khadijah untuk menyelimutinya.

Setelah turunnya wahyu itu, maka sudah jelaslah bagi Rasulullah mengenai apa yang harus dikerjakannya dalam menyampaikan wahyu illahi, ialah mengajak umat manusia taat kepada Allah yang Maha Esa, yang tiada beranak dan tiada pula diperanakan serta tidak ada sekutu bagin-Nya. Itulah permulaan komando berjuang menyiarkan agama Allah kepada seluruh umat manusia.

Setelah mendapat wahyu yang kedua mulailah Rasulullah secara sembunyi-sembunyi menyeru keluarga yang tinggal dalam satu rumah dan sahabat-sahabatnya yang terdekat seorang demi seorang, supaya mereka meninggalkan penyembahan terhadap berhala dan hanya menyebah kepada Allah. Khadijah istri nabi adalah orang pertama kalinya menyatakan beriman kepada Allah kemudian disusul oleh putra pertamanya , setelah itu Rasulullah menyeru para sahabatnya yang sudah lama bergaul segera beriman dan memeluk Islam.  Lewat perantara Abu Bakar banyak penduduk Makkah yang memeluk agama Islam. Sehingga mereka diberi gelar “As Saabiqunul awwaluun”. Artinya orang-orang yang terdahulu memeluk agama Islam.

Selama tiga tahun Rasulullah melakukan dakwah Islamiyah secara sembunyi-sembunyi, mengajak seorang-demi seorang secara diam-diam dari satu rumah ke rumah lain.

Dakwah yang pertama kali bersifat terbuka (umum) ini ditujukan kepada kerabatnya sendiri, kemudian kepada penduduk Makkah kemudian dakwah ditujukan kepada kabilah-kabilah Arab yang datang dari berbagai daerah ke Makkah. Pada pertama kalinya mereka menganggap gerakan Nabi Muhammad ialah suatu gerakan yang tidak mempunyai dasar dan hanya sebentar saja. Tetapi gerakan nabi Muhammad makin lama makin meluas dan pengikutnya bertambah jumahnya. Nabipun makin tegas dan berani mengecam agam berhala yang dianut oleh kaumnya dan mencela sembahan mereka serta membodohkan nenek moyang mereka.

REAKSI ORANG QURAISY TERHADAP GERAKAN ISLAM

Sewaktu orang-orang Quraisy menyaksikan gerakan bahwa nenek moyang mereka iti dibodoh-bodohi dan penyembahannya dihinakan, bakin amarah mereka mereka mulai menyiksa  terlebih-lebih orang miskin yang mengikuti Rasulullah. Terhadap rasulullah orang-orang Quraisy ini tidak berani karena nabi memang masih mendapat perlindungan pamannya Abu Thalib dan Nabi masih keturunan Bani Hasyim yang mempunyai kedudukan dan martabat yang tinggi dalam pandangan masyarakat Quraisy.

Pada suatu hari datanglah beberapa pemuda Quraisy menemui Abu Thalib dan meminta kepadanya supaya dia menghentikan segala kegiatan Nabi Muhammad yang menyebarkan ajaran Islam dan jangan mengecam agama mereka serta menghina nenek moyang mereka. Tuntutan orang Quraisy itu ditolak oleh Abu Thalib secara baik-baik. Timbullah rasa kekhawatiran akan terjadi perpecahan dan permusuhan antar kaumnya namun tidak samapi hati Abu Thalib melarang kegiatan Muhammad. Kemudian Abu Thalib berkata kepada Nabi Muhammad maka jagalah diriku dan dirimu, janganlah aku dibebani dengan sesuatu perkara di luar kesanggupanku”. Nabi Muhammad mengira pamannya tidak mau lagi melindunginya Nabi Muhammad berucap dengan tegas : “Demi Allah wahai paman!, sekiranya mereka letakkan Matahari di sebelah kananku dan bulan di sebelah kiriku dengan maksud agar aku tinggalkan pekerjaan ini (menyeru kepada Allah, sehingga ia tersiar di muka bumi ini) atau aku akan binasa karenanya, namun aku tidak akan menghentikan pekerjaan ini. Berkata pamannya : “Pergilah dan katakanlah apa yang kamu kehendaki, demi Allah aku tidak akan menyerahkan kamu karena suatu alasanpun buat selama-lamanya”.

Ada beberapa sebab yang membangkitkan orang Quraisy berani menentang Islam dan kaum Muslimin, antara lain yaitu :
1.      Persaingan berebut kekuasaan
2.      Ajaran persamaan hak dan derajat yang di bawa oleh Islam
3.      Taklid kepada nenek moyang  

RASULULLAH BESERTA PENGIKUTNYA HIJRAH KE ETHIOPIA

Pada akhirnya Nabi Muhammad tidak tahan menyaksikan penderitaan sahabatnya, kemudian menganjurkan supaya mereka hijrah ke Habsyah (Ethiopia) karena Nabi mengetahui kalau raja Habsyah itu adil. Peristiwa itu terjadi pada tahun kelima sesudah Nabi Muhammad menjadi Rasul.

PEMBOIKOTAN ORANG QURAISY KEPADA BANI HASYIM DAN BANI MUTHALIB

Setelah orang Quraisy menyaksikan segala usaha yang mereka lakukan gagal, maka mereka selalu mencari taktik baru untuk melumpuhkan kekuatan Islam itu mereka melakukan pemboikotan dengan cara memutuskan segala perhubungan seperti perkawinan, jual beli, ziarah menziarahi dan lain-lain.


NABI MUHAMMAD MENGALAMI DUKACITA

Rasulullah masih merasakan penderitaan akibat pemboikotan itu dating lagi musibah yang amat besar yaitu paman beliau Abu Thalib meninggal dunia dalam usia 87 tahun dan tidak berapa lama istrinya Siti Khadijah pun meninggalkannya untuk selama-lamanya. Kedua macam musibah itu terjadi pada tahun kesepuluh masa kerasulan. Tahun ini dalam sejarah disebut “Aamul Huzni” yang berarti tahun kesedihan.

SEJAK KECIL KEPRIBADIAN NABI MUHAMMAD SANGAT TERPUJI

Sejak kecil hingga dewasanya kepribadian Nabi Muhammad sangatlah trpuji karena sangat jujur dalam perkataan dan perbuatannya Nabi Muhammad diberi gelar “Al Amin”, artinya orang yang dapat dipercaya. Sifat yang terkenal dari nabi Muhammad adalah ramah tamah dan kasih sayang.

NABI MUHAMMAD SIDAH MANDIRI SEJAK USIA SEPULUH TAHUN

Sejak berusia sepuluh tahun Nabi Muhammad sudah bekerja sebagai pengembala kambing kepunyaan penduduk kota Makkah dengan tujuan untuk mencari nafkah sendiri. Wajah Muhammad emang sangat tampan dan menarik serta selalu tersenyum.Barang siapa saja yang mengenalnya akan tertarik dan menyayanginya.

NABI MUHAMMAD PEMIMPIN MUDA YANG AKTIF DALAM KEGIATAN SOSIAL

Pada masa remajanya Nabi Muhammad pernah membuat suatu perkumpulan bergerak dibidang sosial yang diberi nama “Hilful Fudhul” maksud perkumpulan ini adalah untuk melindungi orang-orang agar jangan teraniaya dengan orang jahat. Penduduk Mekah merasa bersyukur dan berterima kasih kepada Nabi Muhammad dan kawan-kawannya.

PEMUDA MUHAMMAD MELAKUKAN PEMUSATAN JIWA UNTUK MEMPERBAIKI AKHLAK BANGSANYA

Untuk bertahannus ini dipilihlah sebuah gua kecil yang bernama “Hira” terdapat pada sebuah bukit yang bernama “Jabal Nur”. Nabi Muhammad yang baru berusia 25 tahun tapi namanya sudah terkenal dimana-mana. Muhammad sering kali dijadikan tempat bertanya karena kecerdasan pikirannya, kehalusan perasaannya, kekuatan ingatannya dan Muhammad sendiri senang memberi bantuan kepada orang lain  yang memerlukannya.

PERTEMUANB MUHAMMAD DENGAN SITI KHADIJAH ISTRI PERTAMANYA

Nabi Muhammad mendapat undangan dari seorang janda kaya yang bernama Siti Khadijah.  Dan setelah Muhammad menjumpainya Siti Khadijah terpesona Nabi Muhammad mendapat kepercayaan dari Siti Khadijah untuk menjualkan barangnya ke Palestina. Karena kejujuran dan kesucian hatinya akhirinya Siti Khadijah berniat melamar Muhammad untuk dijadikan sebagai pendamping hidupnya.

NABI MUHAMMAD TAK PERNAH MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI

Walau nabi Muhammad telah menjadi kaya raya setelah menikah dengan Siti Khadijah ia tidak pernah sombong ataupun pelit selalu memberi pertolongan kepada siapa saja yang membutuhkan. Karena kemurahan hatinya itu penduduk Mekah banyak yang tertarik untuk berdagang dan Nabi selalu memberi petunjuk bagaimana cara memajukan perdagangan.

NABI MUHAMMAD MEMBEBASKAN PARA BUDAK

Nabi Muhammad sangat membenci perbudakan. Setelah menikah dengan Siti Khadijah, dan memperoleh beberapa budak lalu oleh Muhammad semua budak itu dibebaskannya dan diperbolehkan pergi kemana saja yang mereka inginkan.
MASJIDIL HARAM DAN MASJIDIL AQSHA

Dari surat Al Israa Allah menjelaskan bahwa Allah menjalankan hambanya Muhammad pada waktu malam dari Masjidil Haram (Mekah) ke masjidil Aqsha (Baitul Maqdis) di Palestina. Keduanya tersebut ditempuh hanya dalam satu malam, hal itu semua karena sudah menjadi kehendak Allah. Mekkah atau Makkah itu artinya suci. Sejak dulu sampai sekarang kota Mekah terkenal sebagai tempat suci tempat beribadah.

PERBAIKAN MASJIDIL HARAM

Masjidil Haram pernah mengalami kerusakan diakibatkan oleh hujan besar pada zaman khalifah Umar Bin Khatab pada tahun 17 H. pada hari Sabtu 28 Syawal 802 H terjadi kebakaran di dalam Masjidil Haram, sehingga banyak tiang-tiang dan ukiran bernilai tinggi musnah terbakar.  Kerusakan itu diperbaiki oleh Sultan Farij bin Barqun dan dilanjutkan oleh anaknya Sultan Murad III hingga selesai.

PERBAIKAN DAN PERLUASAN MASJIDIL HARAM OLEH KERAJAAN ARAB SAUDI

Berkat kekayaan minyaknya yang melimpah kerajaan Arab Saudi mampu membangun negerinya disegala bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial demi kemakmuran rakyatnya termasuk pembangunan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

MASJIDIL AQSHA

Masjidil Aqsha yang berada di Paletina itu merupakan tempat besejarah bagi seluruh umat Islam. Yakni hendak diperjalankannya Nabi Muhammad oleh Allah menembus tujuh lapis langit. Sejak dahulu hingga sekarang pada setiap tanggal 27 Rajab peristiwa itu selalu diperingati oleh umat Islam dalam peristiwa Isra Miraj, masjidil Aqsha itu tempat persinggahan Nabi Muhammad. Masjidil Aqsha yang kita lihat sekarang bukanlah Masjidil Aqsha yang dahulu masih berupa lapangan luas dan berbentuk persegi empat di atas bukit Zion. Dibagian tengah lapangan luas itu terdapat bagian lapangan yang berbentuk persegi empat yang lebih tingi letaknya didataran sekelilingnya dan itulah bekas reruntuhan Allah yang dibangun oleh Nabi Sulaiman dan kemudian dibangun kembali oleh Herod The Great (37 sebelum Masehai), yang terkenal megah dan agung.

Begitu pula pada masa itu Masjidil Haram pun masih merupakan lapangan terbuka disekeliling Ka’bah dan disana ada beberapa rumah pembesar Quraisy. Di lapangan itupun terdapat 300 patung sembahan orang kafir Quraisy sedang disebelah kanan kiri telaga Zam-Zam pun berdiri patung berhala Dewi Nailat dan Dewa Isaf. Bahkan di  ruangan dalam Ka’bah terdapat patung besar yang diberi nama “Hubal” yang dibuat dari emas. Merupakan penyebahan pendeta-pendeta besar.

Pada tahun 628M kota Mekah baru bisa dikuasai oleh kaum muslimin, dan pada saat itupula Nabi Muhammad sendiri yang memukul patung Hubal itu dan segeralah penghancuran bear-besaran patung-patung disekitar Ka’bah. Terjadilah pula perubahan besar dikota Mekah setelah kaum muslimin memperoleh kemenangan, sehingga banyaklah penduduk Mekah yang memeluk Islam.

WAFAT RASULULLAH SAW

Rasulullah SAW wafat pada usia 63 tahun, beliau wafat pada hari Senin tanggal 12 bulan Rabi’al-Awwal  setelah menderita sakit selama empat hari.

NABI MUHAMMAD MELIHAT SURGA DAN NERAKA

Di sorga Rasulullah melihat beberapa istana yang terbuat dari mutiara, intan merah, dan intan permata hijau, serta dari pohon emas merah. Beliaupun melihat sesuatu yang belum pernah dilihatnya dan didengarnya serta belum pernah terlintas dalam hati beliau dan segalanya itu sengaja disediakan untuk golongan kekasih Allah.

Semua yang dilihat Nabi Muhammad itu membesarkan hati beliau lalu beliau berkata : “Untuk mendapatkan ini hendaknya orang-orang yang mau berbuat baik”. Setelah itu diperlihatkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad keadaan di neraka. Nabi melihat belenggu-belenggu dan rantai-rantainya, kata Sayyidina Ali : “Aku bersama Fatimah pernah menjumpai Nabi Muhammad sedang menangis. Aku bertanya : “Ayah ibuku jadi tembuanmu, ya Rasulullah !”. Apakah yang membuatmu begitu menangis ?”. Jawab Rasulullah : “Hai Ali pada waktu malam aku diperjalankan oleh Allah ke langit, aku menyaksikan perempuan-perempuan dari umatku yang disiksa di neraka. Aku melihat kedahsyatan siksaan kepada mereka. Aku melihat perempuan yang digantung dengan rambutnya, sedangkan otaknya mendidih. Aku melihat pula perempuan yang digantung dengan lidahnya dan air panas dituangkan kedalam mulutnya. Aku melihat pula perempuan yang kedua kakinya diikat sampai payudaranya dan kedua tangannya diikat sampai kedahinya, dan mereka didatangi ulat-ulat dan kala-kala yang akan menyiksanya. Aku melihat pula ada perempuan yang berkepala babi dan berbadan himar yang disiksa terus menerus. Aku melihat pula perempuan yang berbentuk anjing, sedangkan api masuk melalui mulutnya melewati duburnya, dan kepalanya dipukul dengan palu dari neraka.

Kemudian Siti Fatimah berdiri dan bertanya : “Wahai kekasih dari cahaya matakul, apakah sebabnya sehingga mereka disiksa ?“.  Jawab Rasulullah : “Wahai putriku ! Perumpamaan perempuan yang digantung dengan rambutnya itu ialah karena ia tidak menutupi rambutnya dari laki-laki lain. Yang digantung dengan lidahnya ialah karena telah menyakiti suaminya. Perempuan yang digantung dengan payudaranya itu ialah karena telah bersetubuh dengan orang lain. Wahai Putriku ! Neraka Wail bagi Istri yang durhaka kepada suaminya.

MAKALAH KEBIDANAN



MAKALAH

PROFESI, PROFESIONAL, PROFESIONALISME RENCANA PENGEMBANGAN EKSISTENSI BIDAN





BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan peran dan posisi bidan di masyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat membesarkan hati mendampingi serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bainya dengan baik.

Zaman prasejarah dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari mesir yang berani ambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Fir’aun untuk dibunuh, mereka sudah menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan takwa kepada Tuhan dalam membela orang-orang yang berada dalam posisi yang lemah yang pada zaman modern ini disebut peran advokasi.

Bidan sebagai pekerja professional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja berdasarkan pandangan Filosofis yang dianut keilmuan metode kerja, standar praktek pelayanan serta kode etik yang dimilikinya.

B.     Tujuan

1.      Tujuan Umum

Untuk menambah pengetahuan tentang pengembangan profesi kebidanan

2.      Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui :
1)      Pengertian Bidan
2)      Pengertian Profesi
3)      Ciri-ciri karakteristik profesi bidan
4)      Cirri-ciri bidan sebagai profesi
5)      Kewajiban bidan sebagai profesi
6)      Profesionalisme bidan
7)      Rencana pengembangan profesi bidan
8)      Eksistensi bidan dan rencananya.

























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A.        Pengertian Bidan

Dalam bahasa Inggris, kata Mid Wife (Bidan) berarti with women (bersama wanita, Mid = together, wife = a women dalam bahasa Prancis, sage femme (Bidan) berarti “Wanita bijaksana” sedangkan dalam bahasa latin Cum – mater (bidan) berarti “Berkaitan dengan wanita”  menurut Churchill bidan adalah “a health worker who may of may not formally trained and is a Physicial, that delivers babies and provides Associated material care” (Seorang petugas kesehatan yang terlatih secara formal ataupun tidak dan bukan seorang dokter, yang membantu pelahiran bayi serta memberi perawatan maternal terkait).

Definisi bidan (ICM) : bidan adalah seseorang yang telah menjalani program pendidikan bidan yang diakui oleh Negara tempat ia tinggal dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan-bidan merupakan salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban uamt manusia.

Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang terakreditasi, memiliki kualifikasi untuk deregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk praktek kebidanan yang diakui sebagai seorang professional yang bertanggung jawab, bermitra dengan perempuan dalam memberikan dukungan, Asuhan dan nasehat yang diperlukan selama kehamilan persalinan dan nifas, memfasilitasi kelahiran atas tanggung jawabnya sendiri serta memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan anak.


Kep Menkes Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 Bab I Pasal 1
-              Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai persyaratan yang berlaku.

Menurut WHO bidan adalah seseorang yang telah diakui secara regular dalam program pendidikan kebidanan sebagai yang telah diakui skala Yuridis, dimana dia ditempatkan dan telah menyelesaikan pendidikan kebidanan dan memperoleh izin melaksanakan praktek kebidanan.

Internbasional conferentation of Mid wife bidan adalah seorang yang telah menyelesaikan pendidikan bidan yang diakui oleh Negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk melaksanakn praktek bidan di Negara itu.

B.         Pengertian Profesi

Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta profesi sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut contohnya profesi adalah pada bidan hokum, kedokteran, keuangan militer dan tehnik.

Profesi dapat pula diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para anggotanya. Keahlian tadi diperoleh melalui apa yang disebut profesionalisasi yang dilakukan baik sebelum seseorang menjalani profesi itu (inservive training) (Djam’an Satori, dkk. 2008 ; 1,5)

C.        Ciri-Ciri Profesi

Mengenai ciri-ciri suatu jabatan disebut sebagai profesi, ada banyak pengertian yang menjelaskannya. Beberapa ciri-ciri yang diberikan adalah sebagaimana diuraikan oleh Atik Purwandari meliputi :
1.          Bersifat unik
2.          Dikembangkan dengan teliti
3.          Mempunyai wadah organisasi
4.          Pekerjaan yang mempunyai kode etik
5.          Pekerjaan yang mendapat imbalan jasa
6.          Pekerjaan yang dilaksanakan oleh orang yang memiliki profesi tersebut

Menurut  Djama’an Satori, dkk ciri-ciri profesi adalah sebagai berikut :
1.      Ada standar untuk kerja yang baku dan jelas
2.      Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya dengan program dan jenjang pendidikan yang baku.
3.      Ada organisasi profesi yang mewadahi para pelakunya.
4.      Ada etika dan kode etik yang mengatur perilaku etik para anggotanya dalam memperlakukan kliennya.
5.      Ada system imbalan jasa pelayanan yang adil dan baku.
6.      Ada pengakuan masyarakat terhadap pekerjaan itu sebagai profesi.

Ciri-ciri profesi lainnya menurut Omstein dan Levine adalah :
1.      Melayani masyarakat, merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat.
2.      Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan khalayak ramai.
3.      Menggunakan hasil, penelitian dan aplikasi dari teori ke praktik.
4.      Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang.
5.      Terkendali berdasarkan lisensi buku dan atau mempunyai persyaratan masuk (memerlukan izin tertentu)
6.      Otonomi dalam mengambil keptusan tentang ruang lingkup kerja tertentu.
7.      Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan untuk kerja yang ditambilkan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan.
8.      Mempunyai komitmen terhadap jabatan dank lien dengan penekanan terhadap layanan yang diberikan.
9.      Menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya.
10.  Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri
11.  Mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok elite untuk mengetahui dan mengakui keberhasilan anggotanya.
12.  Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan.
13.  Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari public dan kepercayaan dari setiap anggotanya.
14.  Mempunyai status social dan ekonomi yang tinggi (bila dibanding dengan jabtan lain)

D.        Profesi Bidan

Bidan adalah salah satu profesi tertua. Bidan terlahir sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu dalam melahirkan bayinya sampai ibu  dapat merawat bayinya dengan baik. Bidan bekerja berdasarkan pada pandangan filosofi yang dianut keilmuan, metode kerja, standar praktik, pelayanan dank ode etik profesi  yang dimiliki.

Bidan memiliki tugas-tugas yang sangat unik yaitu :
1.      Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya.
2.      Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat melalui proses pendidikan dan jenjang tertentu.
3.      Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat.
4.      Anggotanya memiliki jasa atau pelayanan yang dilakukan dengan tetap memegang teguh kode etik profesi.

Hal tersebut akan tetap diupayakan oleh para bidan sehubungan dengan anggota profesi yang harus memberikan pelayanan profesional tentunya harus diimbangi dengan memperoleh pendidikan lanjutan pelatihan dan selalu berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan.

Sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, perlu dibahas bahwa bidan tergolong jabatan profesional, jabatan dapat ditinjau dari dua aspek yaitu jabatan structural dan jabatan fungsional.  Jabatan structural adalah jabatan yang secara tegas ada dan diatur berjenjang dalam suatu organisasi. Sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam dalam kehidupan masyarakat dan Negara.

Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat jabtan fungsional juga berorientasi kwailitatif. Dalam konteks inilah jabatan bidan adalah jabatan fungsional  profesional dan wajarlah apabila bidan tersebut mendapat tunjangan fungsional.

E.         Peraturan dan Perundangan Yang Mendukung Keberadaan Profesi Bidang

-            Kepmenkes No. 491/1968 tentang Peraturan Penyelenggaraan Sekolah Bidang
-            No. 363/Menkes/Per /IX/1980 tentang Wewenang Bidan
-             No. 386/Menkes/SK/VII/1985 tentang Penyelenggaraan Program Pendidikan Bidan.
-            No. 329/Menkes/VII/Per/ 1999 tentang Masa Bhakti Bidan
-            Instruksi Presiden Soeharto pada Sidang Kabinet  Paripurna tentang  Perlunya Penempatan Bidan  di Desa.
-            Peraturan Menteri Kesehatan No. 572 tahun 1994 tentang Registrasi dan Praktek Bidan
-            Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 Lembaran Negara  No. 49 tentang Tenaga Kesehatan.
-            Kepmenkes No. 077a/Menkes/SK/IV/97 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Masa Bakti PTT dan pengembangan karir melalui praktek bidan perorangan di desa.
-            Surat Keputusan Presiden RI No. 77 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden No. 23
-            Tahun 1994 tentang Pengangkatan Bidan sebagai PTT.

F.         Ciri-Ciri Bidan Sebagai Profesi

Bidan sebagai profesi memiliki ciri-ciri tertentu yaitu :
1.      Bidan disiapakan melalui pendidikan formal agar lulusannya dapat melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya secara profesional.
2.      Bidan memiliki alat yang dijadikan panduan dalam menjalankan profesinya, yaitu standar pelayanan kebidanan, kode etik dan etika kebidanan.
3.      Bidan memiliki kelompok pengetahuan yang jelas dalam menjalankan profesinya.
4.      Bidan memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya.
5.      Bidan memberi pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
6.      Bidan memiliki organisasi profesi
7.      Bidan memiliki Karakteristik yang khusus dan dikenal serta dibutuhkan masyarakat.
8.      Profesi bidan dijadikan sebagai suatu pekerjaan dan sumber utama kehidupan.

G.        Pengertian Profesional

Pengertian profesional menunjuk pada dua hal, yaitu orang yang menyandang suatu profesi dan penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya. Dalam pengertian kedua ini, istilah profesional dikontraskan dengan “nonprofessional” atau “amatiran”. Dalam kegiatan sehari-hari seorang profesional melakukan pekerjaan sesuai dengan ilmu yang telah dimilikinya, jadi tidak asal tahu saja.

Selanjutnya, Walter Johnson (1956) mengartikan petugas profesional sebagai “…seseorang yang menampilkan suatu tugas khusus yang mempunyai tingkat kesulitan lebih dari biasa dan mempersyaratkan waktu persiapan dan pendidikan cukup lama untuk menghasilkan pencapaian kemapuan, keterampilan dan pengetahuan yang berkadar tinggi” (Djam’an  Satori ; 2008).

Profesional juga dapat diartikan sebagai memberi pelayanan sesuai dengan ilmu yang dimiliki dan manusiawi secara utuh/ penuh tanpa mementingkan kepentingan pribadi melainkan mementingkan kepentingan klien serta menghargai klien sebagaimana menghargai diri sendiri.

Seorang anggota profesi dalam melakukan pekerjaannya haruslah profesional. Setiap anggota profesi baik secara sendiri-sendiri atau dengan cara bersama melalui wadah organisasi profesi dapat belajar, yaitu  belajar untuk mendalami pekerjaan yang sedang disandangnya dan belajar dari masyarakat apa yang menjadi kebutuhan mereka saat ini dan saat yang akan datang sehingga pelayanan kepada pemakai (klien) akan semakin meningkat.

H.        Ciri-Ciri Jabatan Profesional

1.      Pelakunya secara nyata dituntut cakap dalam bekerja, memiliki keahlian sesuai tugas-tugas khusus serta tuntutan jenis jabatannya (cenderung spesialis)
2.      Kecakapan atau keahlian seorang pekerja profesional bukan hasil pembiasaan atau latihan rutin yang terkondisi, tetapi perlu memiliki wawasan keilmuan yang mantap. Jabatan Profesional menuntut pendidikan.
3.      Pekerja profesional dituntut berwawasan luas sehingga pilihan jabatan serta kerjanya harus disadari oleh nilai-nilai tertentu sesuai jabatan profesinya. Pekerja profesional bersikap positif terhadap jabatan dan perannya, bermotivasi dan berusaha berkarya sebaik-baiknya.
4.      Jabatan profesional perlu mendapat pengesahan dari masyarakat atau negaranya. Jabatan profesional memiliki syarat-syarat serta kode etik yang harus dipenuhi oleh pelakunya. Ini menjamin kepantasan berkarya dan sekaligus merupakan tanggung jawab profesional.


I.           Bidan Profesional

Bidan sebagai tenaga profesional termasuk rumpun kesehatan untuk menjadi jabatan profesional bidan harus menunjukkan ciri-ciri jabatan profesional.

J.          Syarat Bidan Profesional

1.      Memberi pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis.
2.      Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan.
3.      Keberadaannya diakui dan diperlukan masyarakat.
4.      Mempunyai peran dan fungsi yang jelas
5.      Mempunyai kewenangan yang disahkan atau diberikan oleh pemerintah
6.      Memiliki organisasi profesi sebagai wadah
7.      Memiliki kode etik bidan
8.      Memiliki etika bidan
9.      Memiliki standar pelayanan
10.  Memiliki standar praktik
11.  Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan mengembangkan profesi sebagai kebutuhan masyarakat.
12.  Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan kompetensi.

K.        Tanggung Jawab Bidan Profesional

Sebagai bidan profesional, selain memiliki syarat-syarat jabatan profesional bidan juga dituntut memiliki tanggung jawab sebagai berikut :
1.      Menjaga agar pengetahuannya tetap up to date terus menembangkan keterampilan dan kemahirannya agar bertambah luas serta mencakup semua aspek peran seorang bidan.
2.      Mengenali batas-batas pengetahuan, keterampilan pribadinya dan tidak berupaya melampaui wewenangnya dalam praktik klinik.
3.      Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi dalam keputusan tersebut.
4.      Berkomunikasi dengan pekerja kesehatan lainnya (Bidan, dokter dan perawat) dengan rasa hormat dan martabat.
5.      Memelihara kerjasama yang baik dengan staf kesehatan dan rumah sakit pendukung untuk memastikan sistem rujukan yang optimal.
6.      Melaksanakan kegiatan pemantauan mutu yang mencakup penilaian sejawat, pendidikan berkesinambungan, mengkaji ulang kasus audit maternal/perinatal.
7.      Bekerjasama dengan masyarakat tempat bidang praktek, meningkatkan akses dan mutu asuhan kebidanan.
8.      Menjadi bagian dari upaya meningkatkan status wanita, kondisi hidup mereka dan menghilangkan praktik kultur yang sudah terbukti merugikan kaum wanita.

L.         Profesionalisme

Profesionalisme berarti memiliki sifat profesional / ahli secara popular seorang pekerja apapun sering dikatakan profesional, seorang profesional dalam bahasa keseharian adalah seorang pekerja yang terampil atau cakap dalam kerjanya biarpun keterampilan tersebut produk dari fungsi minat dan belajar dari kebiasaan.

M.       Rencana Pengembangan Bidan

Pengembangan karir merupakan kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang jabatan dan jenjang pangkat bagi seorang pegawai negeri pada suatu organisasi dalam jalur karir yang telah ditetapkan dalam organisasinya.
Pengembangan karir bidan meliputi :
1.      Pendidikan lanjutan
Pendidikan berkelanjutan adalah suatu untuk meningkatkan kemampuan teknis, hubungan antar manusia dan moral bidan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/pelayanan dan standar yang telah ditentukan oleh konsil melalui pendidikan formal dan non formal.
2.      Job Fungsionl
Job fungsional (jabatan fungsional) merupakan kedudukan yang menunjukkan tugas, kewajiban hak dan wewenang pegawai negeri sipil yang dalam melaksanakan tugasnya diperlukan keahlian tertentu serta kenaikan pangkatnya menggunakan angka kredit.
3.      Pengembangan karir bidan dikaitkan dengan peran, fungsi dan tanggung jawab bidan
Peran fungsi bidan dalam pelayanan kebidanan adalah sebagai :
-          Pelaksana
-          Pengelola
-          Pendidik
-          Peneliti
      Tanggung jawab bidan
-          Konsling
-          Pelayanan kebidanan normal
-          Pelayanan kebidanan abnormal
-          Pelayanan kebidanan pada anak
-          Pelayanan KB
-          Pelayanan Kesehatan Masyarakat.

N.        Eksistensi Bidan

1.      Dosen – Praktisi
Bidan bisa menjadi dosen, walaupun sebagian besar dosen kebidanan saat ini bekerja di universitas, mereka juga cenderung memegang kontrak honorer untuk melanjutkan praktek bidan. Walaupun beberapa dosen kebidanan menangani suatu beban kasus Chesney (1995) telah mengembangkan hal ini lebih jauh dan melibatkan mahasiswa sebagai asisten profesionalnya.

2.      Peneliti ahli klinis
Bidan dapat menjadi peneliti oleh karena itu agar beberapa bidan menghabiskan bagian penting dari waktu mereka dalam menjalankan riset dan membantu rekan kerja mereka untuk mengembangkan keterampilan meneliti.
3.      Pendidikan kebidanan
Untuk mengejar karir dalam pendidikan bidan harus menjadi praktisi yang berpengalaman (setidaknya selama 3 tahun penuh) dan telah terlibat dalam pengajaran dan pembimbing mahasiswa dalam area praktek kebidanan untuk diterima ke dalam suatu perkuliahan yang kompeten diakui untuk persiapan menjadi dosen kebidanan. Para pelamar harus sudah lulus sarjana dan telah melewati pendidikan kebidanan yang lebih tinggi.
4.      Supervisi  Kebidanan
Bidan sebagai seorang supervisor memiliki tanggung jawab hukum yang penting untuk meningkatkan dan menjaga kesehatan serta kesejahteraan ibu dan bagi persiapan program supervisor merupakan program belajar jarak jauh dengan dosen dan atau konselor serta supervisor dan atau mentor  pendukung setiap supervisor berwenang memberikan pedoman untuk supervisi yang efektif dalam areo geografik mereka – bidan umumnya dinominasikan untuk memegang peranan ini oleh supervisor kebidanan mereka sendiri.
5.      Manager Kebidanan
Para bidan yang menunjukkan keahlian dalam managemen dapat menjadi manager kebidana atau manager dalam pelayanan maternitas namun sangat penting agar beberapa bidan mengikuti jenjang karir management yang umum sehingga kebutuhan khusus ibu dan bayi tidak terlupakan ketika dewan (Trust board) terlibat dalam membuat strategi perencanaan.












BAB III
PENUTUP


Beberapa saran MDGS telah di bahas secara mendalam tentang sasaran kelima untuk meniungkatkan kesehatan ibu. Oleh karena itu mutu pelayanan bidan adalah factor-faktor yang perlu mendapatkan perhatian secara serius. Untuk itu diperlukan upaya-upaya yang sistematis agar penyediaan, didistribusi dan mutu tenaga bidan dapat dijamin pelaksanaannya.

Secara garis besar di rekomendasikan untuk melaksanakan peningkatan peran bidan dalam mensukseskan MDGS mengikuti sistem dan strategi nasional dan global yang telah disepakati bersama.




















DAFTAR PUSTAKA



-          Bryar, R. 1995. Theory For Midwifery Practie. Edisi I Mac Milian = Houn d’millo
-          Cahyani, A, 2003. Dasar-dasar Organisasi dan Managemen. PT. Grasindo, Jakarta
-          Depkes RI. 1995. Pusdiknakes, Konsep Kebidanan, Jakarta
-          www profesi bidan di masa depan.com
-          Makalah Pelatihan Managemen Asuhan Kebidanan (2002)
-          Tim Pusat Pengembangan Keperawatan Corolus (PPK.C), Yogyakarta
-          Prawiroharjo, Suryono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka. Sarwono Prawiroharjo.
-          Henderson, Christine, dkk. 2006. Konsep Kebidanan EGC. Jakarta.















DAFTAR ISI



BAB I PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
  2. Tuuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
  1. Pengertian Bidan
  2. Pengertian Profesi
  3. Ciri-Ciri Profesi
  4. Profesi Bidan
  5. Peraturan dan Perundangan yang mendukung Keberadaan Profesi Bidan
  6. Ciri-Ciri Bidan sebagai Profesi
  7. Pengertian Profesional
  8. Ciri-Ciri Jabatan Profesional
  9. Bidan Profesional
  10. Syarat Bidan Profesional
  11. Tanggung Jawab Bidan Profesional
  12. Profesionalisme
  13. Rencana Pengembangan Bidan
  14. Eksistensi Bidan

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA